Mi Instan, siapakah orang Indonesia yang tidak mengenal makanan ini? Makanan praktis yang biasa disantap jutaan warga Indonesia setiap hari, mulai dari balita, sampai manula, dari Sabang sampai Merauke. Percaya atau tidak, mi instan juga dapat menentukan status seseorang.
Mi instan di pulau Jawa adalah makanan murah yang dapat dinikmati hampir seluruh golongan. Kontras dengan penduduk di Papua. Bagi mereka, mi instan tergolong makanan mewah!
Baiklah, kita menuju topik utama. Mi instan yang praktis itu memiliki dampak buruk bila dimakan secara terus menerus. Sebagai bukti, saya mengambil kejadian dari seorang balita di daerah Garut. Sang balita yang secara rutin menyantap mi instan 2x sehari (gila memang) mendapati ususnya rusak dan membusuk akibat kurangnya gizi dan tidak sehatnya makanan yang sehari-hari.ia santap.
Akibatnya si balita harus merelakan ususnya dipotong dan digantikan oleh usus sintetis, dan belum selesai sampai di situ, ada bagian lain dari ususnya yang bocor, sehingga ia harus dioperasi lagi. Hal ini sangatlah memberatkan orang tuanya yang hidup serba pas-pasan.
Dari cerita di atas, dapat dibuktikan bahwa mi instan tidaklah baik bagi kesehatan. Mi instan juga memiliki kandungan lilin yang membuat mi tetap kering sebelum dimasak, dan lilin itu membutuhkan sekitar 3 hari sampai tubuh mampu membuangnya. Bayangkan apa bila lilin tersebut menumpuk dalam tubuh anda!
Disarankan anda menyantap mi instan paling sering 3 hari 1 x, dan banyak-banyaklah menyantap makanan sehat seperti sayur, buah, dsb. Selain itu, bila anda menyantap mi kuah (instan), pastikan anda membuang air hasil rebusan mi tersebut, karena air rebusan tersebut tidaklah sehat.
Sayangilah usus anda!
source: kompas.com
No comments:
Post a Comment