Suatu hari, aku melintasi Jakarta, melintasi daerah barat dan pusat seperti jalan K.H.Hasyim Ashari, jalan Kyai Tapa, serta daerah Kebon Kelapa, aku melihat suatu pemandangan yang unik. Ternyata Jakarta telah memperlihatkan kepadaku satu dari sekian wajah yang dimilikinya, ia memperlihatkan wajahnya pada malam hari.
Sepanjang jalan, aku melihat di sepanjang jalan, orang-orang yang melawan waktu, terus membuka tenda makanan, dengan harapan ada orang yang singgah di tengah malam.
Sesekali aku melihat bajaj-bajaj yang diparkir di sisi jalan. Jika kau perhatikan, akan terlihat sang pengemudi tertidur di dalamnya. Bukan karena tidak mau, tapi sering kali mereka tidak mempunyai apa pun selain bajaj mereka.
Kemudian, jikalau engkau melihat di depan teralis gedung-gedung yang saling berhimpit di sana, engkau akan melihat seseorang yang tidur hanya dengan beralaskan kardus.
Lalu, aku melihat sebuah keluarga, mirip dengan kondisi orang tadi, mereka harus tidur di depan sebuah gedung, beralaskan kardus/kertas koran. Yang ada pada mereka hanya satu dengan yang lain, serta satu buah air mineral gelas dan sepotong roti untuk mereka semua.
Miris aku melihatnya. Kalian, yang masih mempunyai tempat tinggal, tercukupi kebutuhannya, serta masih bisa melihat tulisan ini, bersyukurlah!
Ingin rasanya kulakukan sesuatu, tapi apa daya. Aku masih belum mampu. Kuharap di saat aku mampu, aku masih memiliki rasa kasihan dan peduli yang sama dengan kumiliki sekarang. Pada saatnya nanti, maukah kau membantuku menolong mereka?
No comments:
Post a Comment