Congratulation to Kepolisan RI for their achievement of killing Indonesia's Most Wanted Terrorist. I do hope that this achievement is the beginning of the end of terrorism in Indonesia. Noordin had been killed yesterday during Polri's Operation yesterday at Solo.
For further info about this, just google it. I hate to blab much here.
This post should have been posted yesterday, but, well, anyway..
Friday, September 18, 2009
Tips Menghadapi Libur Lebaran
Libur (singkat) telah tiba! Hore, Hore! Dalam kehidupan sekolah, lebaran merupakan rentetan libur paling singkat, dengan durasi sekitar 10-14 hari (di sekolah swasta).
Apa saja yang sebaiknya dilakukan sepanjang liburan ini?
1. Pergi jalan-jalan ke luar negeri.
Ini adalah hal yang sebaiknya dilakukan, karena perjalanan dalam negeri tidak direkomendasikan karena padatnya arus mudik masyarakat. Meski demikian, liburan ke luar negeri akan jadi melelahkan karena pendeknya durasi liburan, dan sangat tidak dianjurkan mengunjungi negara yang jauh seperti negara-negara di Eropa atau Amerika.
2. Keliling kota.
Anda tinggal di Jakarta? Inilah saatnya untuk menikmati seluk beluk kota Jakarta, karena selama lebaran, Jakarta akan menjadi sepi dan sangat nyaman. Pergilah ke Menteng, nikmati Kota Tua, kelilingilah!
3. Mencicil pekerjaan sekolah/kantor.
Ini tidak begitu disarankan, namun sepanjang liburan dapat diisi dengan mencicil pekerjaan yang ada. Hitung-hitung mengurangi stress saat waktu kerja/sekolah tiba.
4. Lakukan Hobi anda.
Stress selama bekerja? Liburan singkat seperti ini akan menjadi menyenangkan serta menyegarkan jika diisi dengan hobi anda.
5. Istirahat TOTAL
Anda letih karena pekerjaan anda? Stress? Pastinya. Istirahatlah di rumah, habiskan waktu dengan keluarga anda. Istirahat dapat dilakukan dengan cara bermalas-malasan, tidur, nonton tv dll dsb dst.
Nah, jangan bingung mau ngapain selama liburan. Syukurilah liburan ini!
PS: Tips ini hanya berlaku bagi mereka yang tidak mudik.
Apa saja yang sebaiknya dilakukan sepanjang liburan ini?
1. Pergi jalan-jalan ke luar negeri.
Ini adalah hal yang sebaiknya dilakukan, karena perjalanan dalam negeri tidak direkomendasikan karena padatnya arus mudik masyarakat. Meski demikian, liburan ke luar negeri akan jadi melelahkan karena pendeknya durasi liburan, dan sangat tidak dianjurkan mengunjungi negara yang jauh seperti negara-negara di Eropa atau Amerika.
2. Keliling kota.
Anda tinggal di Jakarta? Inilah saatnya untuk menikmati seluk beluk kota Jakarta, karena selama lebaran, Jakarta akan menjadi sepi dan sangat nyaman. Pergilah ke Menteng, nikmati Kota Tua, kelilingilah!
3. Mencicil pekerjaan sekolah/kantor.
Ini tidak begitu disarankan, namun sepanjang liburan dapat diisi dengan mencicil pekerjaan yang ada. Hitung-hitung mengurangi stress saat waktu kerja/sekolah tiba.
4. Lakukan Hobi anda.
Stress selama bekerja? Liburan singkat seperti ini akan menjadi menyenangkan serta menyegarkan jika diisi dengan hobi anda.
5. Istirahat TOTAL
Anda letih karena pekerjaan anda? Stress? Pastinya. Istirahatlah di rumah, habiskan waktu dengan keluarga anda. Istirahat dapat dilakukan dengan cara bermalas-malasan, tidur, nonton tv dll dsb dst.
Nah, jangan bingung mau ngapain selama liburan. Syukurilah liburan ini!
PS: Tips ini hanya berlaku bagi mereka yang tidak mudik.
Monday, September 14, 2009
Pesimis vs Optimis
Optimis dan pesimis. Saya rasa itu adalah hal yang umum dimiliki semua orang, dan keduanya memiliki sifat yang berlawanan.
Sering kali orang beranggapan bahwa sifat optimis itu baik karena dengan bersikap optimis, kita dapat berjuang dengan sepenuhnya tanpa gentar, sedangkan, berkebalikan dengan sikap optimis, pesimis, sering pula orang beranggapan bahwa seseorang yang bersifat pesimis adalah seorang yang kalah sebelum bertanding, karena ia hanya memikirkan segala sesuatu dengan negatif.
Pandangan ini memang ada benarnya, namun, tidak selamanya pandangan tersebut benar. Sifat pesimis itu ada baiknya dikembangkan!
Ada kalanya optimisme bersifat menghancurkan. Contohnya, seseorang sudah begitu yakin akan mendapat nilai bagus di ulangan/ujiannya, ia merasa bisa dan yakin akan hasil pekerjaannya, namun jika didapatinya nilai nya mengecewakan, ada kemungkinan ia akan jatuh, dan sulit untuk bangkit, sedangkan orang yang pesimis dengan catatan ia tetap berjuang semaksimal mungkin, tidak akan mudah hancur.
Dari kasus tersebut terlihat, jika seorang yang optimis, bila ia berhasil ia akan senang, namun, orang yang pesimis, apabila ia berhasil, ia akan sangat senang, karena ia takkan menyangka akan mendapat keberhasilan itu. Sedangkan di kala gagal, optimis dapat menghancurkan, sedangkan orang pesimis ketika mendapati kegagalan tidak akan jatuh sebanyak orang optimis.
Jadi, dapat disimpulkan, pesimis itu baik, asalkan kita tetap berusaha semaksimal mungkin. Karena ada orang bijak berkata:
Notes: Pasrah itu juga salah satu ciri pesimisme yang baik untuk diterapkan. xD
Sering kali orang beranggapan bahwa sifat optimis itu baik karena dengan bersikap optimis, kita dapat berjuang dengan sepenuhnya tanpa gentar, sedangkan, berkebalikan dengan sikap optimis, pesimis, sering pula orang beranggapan bahwa seseorang yang bersifat pesimis adalah seorang yang kalah sebelum bertanding, karena ia hanya memikirkan segala sesuatu dengan negatif.
Pandangan ini memang ada benarnya, namun, tidak selamanya pandangan tersebut benar. Sifat pesimis itu ada baiknya dikembangkan!
Ada kalanya optimisme bersifat menghancurkan. Contohnya, seseorang sudah begitu yakin akan mendapat nilai bagus di ulangan/ujiannya, ia merasa bisa dan yakin akan hasil pekerjaannya, namun jika didapatinya nilai nya mengecewakan, ada kemungkinan ia akan jatuh, dan sulit untuk bangkit, sedangkan orang yang pesimis dengan catatan ia tetap berjuang semaksimal mungkin, tidak akan mudah hancur.
Dari kasus tersebut terlihat, jika seorang yang optimis, bila ia berhasil ia akan senang, namun, orang yang pesimis, apabila ia berhasil, ia akan sangat senang, karena ia takkan menyangka akan mendapat keberhasilan itu. Sedangkan di kala gagal, optimis dapat menghancurkan, sedangkan orang pesimis ketika mendapati kegagalan tidak akan jatuh sebanyak orang optimis.
Jadi, dapat disimpulkan, pesimis itu baik, asalkan kita tetap berusaha semaksimal mungkin. Karena ada orang bijak berkata:
"Mengapa harus menyerah kalau masih boleh dan bisa pasrah?"
-Joger-
-Joger-
Notes: Pasrah itu juga salah satu ciri pesimisme yang baik untuk diterapkan. xD
Sunday, September 13, 2009
Customers ARE the King
There are aphorism said that the customer is the king, but I have to say that the customers are the king.Meaning? All of the customers are the king, so the store/restaurant have to serve all the customers, not one.
Yesterday, after one of my friend's 17th party, me and my fellow schoolmate went to the PX Pavilion, to enjoy some evening at J.Co. It was 10.25 pm. In front of me, there are groups of people, who are busy to buy J.Co's yogurts. It took them, what, about 5 to 10 minutes to make up their mind. That time, only 1 cashier available out of 2. Soon after, they finally made up their choice, they pay it. When I thought it was my time, one of them interrupted the payment, in order to order another Americano Coffee. A moment we were ready to order, I heard there were machines being shut. We ordered some beverages, but the cashier told us, the machines had been turned off, and we can't order beverages anymore!
Disappointed, we left, without buying anything. In my opinion, they should wait, at least till we, the last customer in line, because all of the customers are the king. If they did that, they would earn some more, and we could enjoy the evening better.
For the others, yes, you are the king, but pay respect to the other customers as well. Don't make them disappointed. Be kind!
Yesterday, after one of my friend's 17th party, me and my fellow schoolmate went to the PX Pavilion, to enjoy some evening at J.Co. It was 10.25 pm. In front of me, there are groups of people, who are busy to buy J.Co's yogurts. It took them, what, about 5 to 10 minutes to make up their mind. That time, only 1 cashier available out of 2. Soon after, they finally made up their choice, they pay it. When I thought it was my time, one of them interrupted the payment, in order to order another Americano Coffee. A moment we were ready to order, I heard there were machines being shut. We ordered some beverages, but the cashier told us, the machines had been turned off, and we can't order beverages anymore!
Disappointed, we left, without buying anything. In my opinion, they should wait, at least till we, the last customer in line, because all of the customers are the king. If they did that, they would earn some more, and we could enjoy the evening better.
For the others, yes, you are the king, but pay respect to the other customers as well. Don't make them disappointed. Be kind!
Friday, September 11, 2009
Citra oh citra.
Pertama-tama, saya tidak sedang berbicara tentang kompleks perumahan Citra! Kedua, saya juga tidak berbicara apa pun yang berhubungan dengan label Citra milik Ciputra. Yang saya bicarakan adalah citra yang memiliki hubungan dengan integritas.
Meskipun sudah sering melihat, mendengar berita mengenai buruknya birokrasi di Indonesia, baru pada hari ini, saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, bahwa birokrasi di negeri tercinta ini lebih dari buruk, sudah sangat bobrok kalau boleh dibilang.
Betapa buruknya hal tersebut dapat dilihat dengan jelas apabila anda membuat SIM (surat izin mengemudi) di Samsat. Hampir semua orang yang datang untuk membuat SIM dengan menggunakan perantara (baca: calo). Biasanya dibutuhkan sekitar Rp.500,000.00 untuk membuat SIM dengan bantuan perantara. Pada awalnya saya berpikir bahwa uang dengan jumlah demikian digunakan sepenuhnya untuk para perantara, namun dengan mendatangi sendiri samsat, saya mengerti, bahwa jumlah yang telah disebutkan digunakan untuk melicinkan proses (baca: menyogok) pembuatan SIM. Bayangkan saja, normalnya untuk membuat SIM membutuhkan waktu sekitar 2-4 jam, sedangkan saya bersama dengan beberapa teman saya hanya membutuhkan waktu kurang dari 1 jam, dan kami melewati semua prosedur yang melelahkan.
Saat berada di Samsat, saya memperhatikan perantara kami yang bergerak ke sana kemari. Segeralah saya mengerti maksud dari gerakannya. Si perantara ternyata mengurus segala proses, dengan memberikan pelicin pada setiap orang yang bertugas di bagian-bagian yang terlibat.
Hal inilah yang membuat saya heran. Padahal setibanya di Samsat, terpampang dengan jelas poster yang melarang kita membuat SIM dengan perantara, namun masih saja masyarakat (termasuk saya sendiri) menggunakan jasa perantara. Hal ini menunjukkan identitas sebagian besar dari masyarakat negeri ini yang bukan hanya tidak ingin repot, namun juga tidak mengindahkan peraturan yang ada.
Hal ini juga cukup bisa untuk dimaklumi, melihat para petugas yang mau-maunya menerima pelicin, serta sulitnya membuat SIM dengan proses normal (konon, untuk berhasil, datang sekali tidaklah cukup, kira-kira 4 kali datanglah, masing-masing biaya yang dikeluarkan @ 125k) cukuplah menunjukkan citra dari bangsa ini yang cukup dikenal dengan budaya KKN. Ternyata terbukti bahwa Korupsi terjadi di setiap tingkatan pemerintahan.
Sedih melihat hal ini menjadi sangat umum di masyarakat. Sebagian masyarakat hanya bisa mengkritik (seperti saya sendiri), sering kali tidak membuat tindakan yang nyata. Mari, kita ubah citra bangsa kita yang terkenal akan budaya korupsinya, dengan sebisa mungkin menjauhi (harus, bukan sebisa mungkin!) budaya ini. Citra tersebut bisa diubah apabila kita mengubah integritas kita terlebih dahulu dan hal ini bisa dimulai sejak dini oleh para generasi muda. Kalau bukan kita,para generasi muda, siapa lagi?
Meskipun sudah sering melihat, mendengar berita mengenai buruknya birokrasi di Indonesia, baru pada hari ini, saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, bahwa birokrasi di negeri tercinta ini lebih dari buruk, sudah sangat bobrok kalau boleh dibilang.
Betapa buruknya hal tersebut dapat dilihat dengan jelas apabila anda membuat SIM (surat izin mengemudi) di Samsat. Hampir semua orang yang datang untuk membuat SIM dengan menggunakan perantara (baca: calo). Biasanya dibutuhkan sekitar Rp.500,000.00 untuk membuat SIM dengan bantuan perantara. Pada awalnya saya berpikir bahwa uang dengan jumlah demikian digunakan sepenuhnya untuk para perantara, namun dengan mendatangi sendiri samsat, saya mengerti, bahwa jumlah yang telah disebutkan digunakan untuk melicinkan proses (baca: menyogok) pembuatan SIM. Bayangkan saja, normalnya untuk membuat SIM membutuhkan waktu sekitar 2-4 jam, sedangkan saya bersama dengan beberapa teman saya hanya membutuhkan waktu kurang dari 1 jam, dan kami melewati semua prosedur yang melelahkan.
Saat berada di Samsat, saya memperhatikan perantara kami yang bergerak ke sana kemari. Segeralah saya mengerti maksud dari gerakannya. Si perantara ternyata mengurus segala proses, dengan memberikan pelicin pada setiap orang yang bertugas di bagian-bagian yang terlibat.
Hal inilah yang membuat saya heran. Padahal setibanya di Samsat, terpampang dengan jelas poster yang melarang kita membuat SIM dengan perantara, namun masih saja masyarakat (termasuk saya sendiri) menggunakan jasa perantara. Hal ini menunjukkan identitas sebagian besar dari masyarakat negeri ini yang bukan hanya tidak ingin repot, namun juga tidak mengindahkan peraturan yang ada.
Hal ini juga cukup bisa untuk dimaklumi, melihat para petugas yang mau-maunya menerima pelicin, serta sulitnya membuat SIM dengan proses normal (konon, untuk berhasil, datang sekali tidaklah cukup, kira-kira 4 kali datanglah, masing-masing biaya yang dikeluarkan @ 125k) cukuplah menunjukkan citra dari bangsa ini yang cukup dikenal dengan budaya KKN. Ternyata terbukti bahwa Korupsi terjadi di setiap tingkatan pemerintahan.
Sedih melihat hal ini menjadi sangat umum di masyarakat. Sebagian masyarakat hanya bisa mengkritik (seperti saya sendiri), sering kali tidak membuat tindakan yang nyata. Mari, kita ubah citra bangsa kita yang terkenal akan budaya korupsinya, dengan sebisa mungkin menjauhi (harus, bukan sebisa mungkin!) budaya ini. Citra tersebut bisa diubah apabila kita mengubah integritas kita terlebih dahulu dan hal ini bisa dimulai sejak dini oleh para generasi muda. Kalau bukan kita,para generasi muda, siapa lagi?
Tuesday, September 8, 2009
Facing The Test
Ugh, kalau dilihat-lihat, artikel ini akan terasa sangat sekolah, karena akan ketahuan bahwa penulis masih sekolah. Tapi percayalah, ini bukan sekedar blog/diary anak sekolah!
Berhubung sekolah-sekolah sedang mengadakan UTS, saya dengan senang hati membagikan beberapa tips untuk menghadapi ujian semacam ini.
1. Tidur siang! Jikalau pada hari itu anda menghadapi ujian-ujian yang membuat kepala panas contohnya Matematika, Ekonomi, Fisika, dan sejenisnya, pastikan anda tidur sepulang sekolah. Sangat berguna untuk menyegarkan otak anda!
2. Pelajari subjek yang lebih mudah! Anda dihadapkan 2 mata ujian contohnya, Matematika dengan Agama? Pelajari agama dulu, baru matematika. Kalau terbalik, niscaya pelajaran agama akan terbengkalai.
3. Ingin begadang? Perlengkapi diri anda dengan makanan kecil beserta kopi/teh. Takut gendut? Berkorbanlah sedikit, ujian selesai kan bisa diet lagi. Toh, bekal seperti ini sangat membantu anda untuk mengalahkan rasa kantuk.
4. Belajar kelompok. Jikalau anda menghadapi ilmu pasti/hitungan, kelompok belajar akan sangat berguna, dengan catatan, anda meng-inang pada inang yang tepat (baca: mengerti subjek yang dipelajari). Kalau hafalan? Kelompok 2-3 orang sudah cukup.
5. Dengarkanlah musik, terutama saat menghadapi ujian hitungan dan sejenisnya. Bisa membantu beberapa orang untuk berpikir.
Yang terakhir: sangatlah jelas! Kalau sedang kepepet, jangan buka internet! Apalagi sempet-sempetnya baca artikel kayak begini!
Met juang. Semoga artikel ini membantu.
Berhubung sekolah-sekolah sedang mengadakan UTS, saya dengan senang hati membagikan beberapa tips untuk menghadapi ujian semacam ini.
1. Tidur siang! Jikalau pada hari itu anda menghadapi ujian-ujian yang membuat kepala panas contohnya Matematika, Ekonomi, Fisika, dan sejenisnya, pastikan anda tidur sepulang sekolah. Sangat berguna untuk menyegarkan otak anda!
2. Pelajari subjek yang lebih mudah! Anda dihadapkan 2 mata ujian contohnya, Matematika dengan Agama? Pelajari agama dulu, baru matematika. Kalau terbalik, niscaya pelajaran agama akan terbengkalai.
3. Ingin begadang? Perlengkapi diri anda dengan makanan kecil beserta kopi/teh. Takut gendut? Berkorbanlah sedikit, ujian selesai kan bisa diet lagi. Toh, bekal seperti ini sangat membantu anda untuk mengalahkan rasa kantuk.
4. Belajar kelompok. Jikalau anda menghadapi ilmu pasti/hitungan, kelompok belajar akan sangat berguna, dengan catatan, anda meng-inang pada inang yang tepat (baca: mengerti subjek yang dipelajari). Kalau hafalan? Kelompok 2-3 orang sudah cukup.
5. Dengarkanlah musik, terutama saat menghadapi ujian hitungan dan sejenisnya. Bisa membantu beberapa orang untuk berpikir.
Yang terakhir: sangatlah jelas! Kalau sedang kepepet, jangan buka internet! Apalagi sempet-sempetnya baca artikel kayak begini!
Met juang. Semoga artikel ini membantu.
Thursday, September 3, 2009
Sampai Bertemu/Selamat Tinggal
Finally, ada kesempatan membuat postingan. Nampaknya semua sudah tahu, bahwa kemarin (2/9/'09) ada gempa, untuk para korban gempa, turut berduka cita, semoga para korban diterima di sisi-Nya, Amin.
Seperti yang sudah tertulis di postingan sebelumnya, sudah diketahui bahwa seorang teman saya pergi melanjutkan studi ke luar negeri. Kami mengantar dia dengan tangis (terutama teman cewek). Pada hari itu, saya berpikir akan 2 hal (yang saya anggap) penting:
Pertama: saat kami mengantar seseorang pergi, entah ke luar negeri untuk berbagai urusan dan diiringi dengan tangis, itu berarti orang tersebut berarti di mata teman-temannya. Detik itupun aku berpikir, apa bila aku berada di posisi tersebut, akankah aku mendapat tangis demikian?
Kedua: jikalau seseorang sudah mendapat respon demikian pada saat ia pergi ke tempat jauh, seperti apakah respon teman-temannya saat ia "pergi"? Mungkin pula, responnya lebih dari itu. Dampaknya kemungkinan besar luar biasa. Pertanda orang tersebut berarti dan meninggalkan sesuatu yang dapat dikenang. Pertanyaan yang sama terlintas di benakku, apakah teman-temanku akan memberi respon demikian saat aku "pergi", suatu hari nanti?
Pikirkanlah kedua pikiran di atas. Tanyakan itu kepada diri anda sendiri.
Aduh, postingan kali ini sifatnya "mellow" sekali ya. Tapi, yasudahlah. Lain kali pasti akan lebih ceria.
Seperti yang sudah tertulis di postingan sebelumnya, sudah diketahui bahwa seorang teman saya pergi melanjutkan studi ke luar negeri. Kami mengantar dia dengan tangis (terutama teman cewek). Pada hari itu, saya berpikir akan 2 hal (yang saya anggap) penting:
Pertama: saat kami mengantar seseorang pergi, entah ke luar negeri untuk berbagai urusan dan diiringi dengan tangis, itu berarti orang tersebut berarti di mata teman-temannya. Detik itupun aku berpikir, apa bila aku berada di posisi tersebut, akankah aku mendapat tangis demikian?
Kedua: jikalau seseorang sudah mendapat respon demikian pada saat ia pergi ke tempat jauh, seperti apakah respon teman-temannya saat ia "pergi"? Mungkin pula, responnya lebih dari itu. Dampaknya kemungkinan besar luar biasa. Pertanda orang tersebut berarti dan meninggalkan sesuatu yang dapat dikenang. Pertanyaan yang sama terlintas di benakku, apakah teman-temanku akan memberi respon demikian saat aku "pergi", suatu hari nanti?
Pikirkanlah kedua pikiran di atas. Tanyakan itu kepada diri anda sendiri.
Aduh, postingan kali ini sifatnya "mellow" sekali ya. Tapi, yasudahlah. Lain kali pasti akan lebih ceria.
Label:
Friends,
In Serious Condition,
Personal Life,
Tragedy
Subscribe to:
Posts (Atom)